Indonesia merupakan negara yang terletak disalah satu kawasan tropis yang kaya akan
keaneka ragaman jenis tumbuhan. Berbagai tumbuhan ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber
ramuan obat tradisional. Selain itu juga bisa sebagai sumber bahan kimia alami yang
potensial untuk dikembangkan menjadi zat warna, kosmetik, bahan baku industri dan bahan
aktif pestisida. Kandungan senyawa kimia dari tumbuhan yang memiliki bioaktivitas
umumnya terdapat sebagai metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid
dan lain-lain.
Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional adalah
tumbuhan melur. Melur atau malua (Sumatera Barat) yang dikenal dengan nama latin Brucea
javanica (L) Merr, termasuk jenis tumbuhan semak. Tumbuhan jenis B. Javanica ini
mengandung senyawa kuasinoid yang menunjukkan aktivitas sebagai antimalaria,anti amuba,
dan sitotoksik (antikanker).
Kandungan senyawa kimia pada tanaman B. javanica adalah golongan quasinoid,
triterpenoid ,alkaloida dan steroid.
2,3 Senyawa kimia yang telah diidentifikasi sebanyak 73 senyawa kimia, antara lain javanicolid, javanicosid, yadanziosid, yadanziolid, bruceolid,bruceantinol, brucein, brusatol, bruceacantinoside, bruceosid, dan bruceajavanon A, B, C, A7-asetat serta bruceajavaninon A.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan senyawa kimia aktif dari
tumbuhan B. javanica ini. Namun, belum ada ditemukan penelitian yang membahas aktivitas
senyawa alkaloid sebagai anti bakteri dari tumbuhan B. Javanica ini. Untuk itu penelitian ini
dilakukan untuk mengisolasi senyawa alkaloid dari buah B. Javanica yang aktif sebagai anti
bakteri.
Senyawa yang aktif sebagai anti bakteri dapat ditentukan dengan menghitung daya
hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri dalam medium tertentu. Metode yang digunakan
untuk uji aktivitas anti bakteri adalah metode cakram.
Isolasi senyawa murni dilakukan dengan cara maserasi, fraksinasi dengan berbagai
pelarut, pemisahan komponen dengan kromatografi kolom, dan selanjutnya dilakukan
karakterisasi pada senyawa murni yang didapatkan.
masalahnya adalah : Dari hal ini, diangkat suatu masalah bagaimana cara mengisolasi senyawa
alkaloid dari fraksi aktif ekstrak buah melur (Brucea javanica (L) Merr) dan bagaimana
aktivitasnya sebagai anti bakteri?
keaneka ragaman jenis tumbuhan. Berbagai tumbuhan ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber
ramuan obat tradisional. Selain itu juga bisa sebagai sumber bahan kimia alami yang
potensial untuk dikembangkan menjadi zat warna, kosmetik, bahan baku industri dan bahan
aktif pestisida. Kandungan senyawa kimia dari tumbuhan yang memiliki bioaktivitas
umumnya terdapat sebagai metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid
dan lain-lain.
Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional adalah
tumbuhan melur. Melur atau malua (Sumatera Barat) yang dikenal dengan nama latin Brucea
javanica (L) Merr, termasuk jenis tumbuhan semak. Tumbuhan jenis B. Javanica ini
mengandung senyawa kuasinoid yang menunjukkan aktivitas sebagai antimalaria,anti amuba,
dan sitotoksik (antikanker).
Kandungan senyawa kimia pada tanaman B. javanica adalah golongan quasinoid,
triterpenoid ,alkaloida dan steroid.
2,3 Senyawa kimia yang telah diidentifikasi sebanyak 73 senyawa kimia, antara lain javanicolid, javanicosid, yadanziosid, yadanziolid, bruceolid,bruceantinol, brucein, brusatol, bruceacantinoside, bruceosid, dan bruceajavanon A, B, C, A7-asetat serta bruceajavaninon A.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan senyawa kimia aktif dari
tumbuhan B. javanica ini. Namun, belum ada ditemukan penelitian yang membahas aktivitas
senyawa alkaloid sebagai anti bakteri dari tumbuhan B. Javanica ini. Untuk itu penelitian ini
dilakukan untuk mengisolasi senyawa alkaloid dari buah B. Javanica yang aktif sebagai anti
bakteri.
Senyawa yang aktif sebagai anti bakteri dapat ditentukan dengan menghitung daya
hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri dalam medium tertentu. Metode yang digunakan
untuk uji aktivitas anti bakteri adalah metode cakram.
Isolasi senyawa murni dilakukan dengan cara maserasi, fraksinasi dengan berbagai
pelarut, pemisahan komponen dengan kromatografi kolom, dan selanjutnya dilakukan
karakterisasi pada senyawa murni yang didapatkan.
masalahnya adalah : Dari hal ini, diangkat suatu masalah bagaimana cara mengisolasi senyawa
alkaloid dari fraksi aktif ekstrak buah melur (Brucea javanica (L) Merr) dan bagaimana
aktivitasnya sebagai anti bakteri?
Pada identifikasi ini, daun melur ( sampel ) segar ditimbang sebanyak 4 gram, dirajang halus dan digerus dalam lumpang dengan bantuan pasir. Digunakan pasir agar sampel cepat halus, kemudian sampel ditambah kloroform dan digerus lagi sampai membentuk pasta, lalu ditambah 10 mL larutan amonia – kloroform 0,05 N dan sampel digerus lagi. Kemudian campuran di saring ke dalam tabung reaksi kering, ditambah 5 mL larutan H2SO4 2N dan dikocok kuat. Larutan didiamkan sehingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas merupakan lapisan asam sulfat dan lapisan bawah merupakan lapisan kloroform.. dengan menggunakan pipet tetes yang diberi kapas pada ujungnya, diambil lapisan asam sulfat dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil.
BalasHapusFiltrat ini dibagi tiga utnuk melakukan uji dengan 3 pereaksi. Tabung reaksi pertama diuji dengan pereaksi Mayer, terlihat filtrat tetap bening; Tabung reaksi kedua diuji dengan pereaksi Wagner juga terlihat filtratnya tetap bening, dan tabung reaksi ketiga dengan pereaksi Dragendorf, terlihat filtrat dengan warna yang sama yakni bening. Menurut teori, tes positif alkaloid dari ketiga pereaksi tersebut adalah terbentuknya endapan putih / keruh untuk pereaksi Mayer, terbentuknya endapan coklat untuk pereaksi Wagner dan terbentuknya endapan orange untuk pereaksi Dragendorf. Berdasarkan teori terlihat bahwa dari tes yang diperoleh negatif, berarti pada sampel tidak terdapat adanya alkaloid.
http://tarmiziblog.blogspot.com/2009/02/40.html
pada percobaan yang telah dilakukan dinyatakan bahwa didapatkan hasil negatif terhadap kandungan alkaloid pada buah melur
inilah hasil yang didapat
Alkaloid Culvenor – Fitzgerald
Mayer ( - ) bening
Wagner ( - ) bening
Dragendorf ( - ) bening
Flavonoid Shinoda test/sianidin test ( - ) coklat
bisa dilihat semua hasil uji alkaloid hasilnya negatif semua
Zat pahit yang terdapat dalam biji Brucea javanica L. Meer terdiri dari bruseantin, bruseantinol, brusein A, B, C, D, dehidrobusein A, brusatol, yadanziolid, yadanziolid A, yadanziolid C, yadanziolid F, senyawa pahit mirip kantin-6-on.
BalasHapusDi luar negeri, ramuan obat ini sudah dibuat dalam bentuk kapsul, obat cair dan obat suntik. Ramuan ini dapat digunakanuntuk mengobati penyakit kanker. Pengobatannya dilakukan dengan meminum cairan emulsi, menggunakan injeksi atau menggunakan cairan emulsi yang dilarutkan ke dalam cairan infus. Pada kanker serviks dan payudara, biasanya diberikan injeksi lokal, sedangkan pada tumor saluran cerna dan paru-paru diberikan injeksi intramuskuler.